</head> <body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/4543796576306322180?origin\x3dhttp://meilea.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Mengenal Jaringan Remote access


27 April, 2007
Mengenal Jaringan Remote Access

Seiring dengan kebutuhan akses jaringan komputer untuk memperoleh data secara cepat, banyak perusahaan membutuhkan jaringan remote access. Dengan jaringan remote access, sebuah perusahaan dapat memungkinkan karyawannya bekerja dari rumah. Jaringan remote access juga digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki beberapa kantor yang tersebar luas.

Secara geografis, perancangan jaringan remote access terbagi dalam tiga bagian. Ketiga bagian itu adalah central site, remote site dan telecommuter.

Central Site
Central site merupakan kantor pusat. Biasanya di sinilah perusahaan menyimpan data dan beberapa server (seperti mail server, Web server, database server, dan lain-lain). Karena merupakan bagian terpenting dari jaringan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendesain central site, yaitu:
- Fleksibilitas. Desain jaringan pada central site harus dapat mendukung semua teknologi koneksi yang digunakan oleh remote site maupun telecommuter.
- Biaya. Bagi seorang network engineer, biaya merupakan salah satu pertimbangan dalam mendesain. Pertimbangan ini tidak boleh mengabaikan kinerja jaringan yang dirancangnya.
- Akses. Akses merupakan isu penting karena berhubungan dengan keamanan data perusahaan. Ada beberapa teknik yang digunakan untuk mengatasi masalah ini. Access list digunakan untuk membatasi trafik yang tidak diinginkan. Otentikasi digunakan untuk menghalangi penyusupan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak berhak. PAP (Password Authentication Protocol) dan CHAP (Challenge Handshake Authentication Protocol) merupakan mekanisme otentikasi yang digunakan oleh PPP (Point-to-Point Protocol).
- QoS (Quality of Service). Salah satu cara untuk menekan biaya adalah dengan QoS (Quality of Service). Fungsi ini digunakan untuk mengatur urutan prioritas tipe trafik pada jaringan. QoS (Quality of Service) juga digunakan untuk VoIP (Voice over Internet Protocol) untuk memberi prioritas utama kepada suara (voice) dibanding data.
- Redundancy dan Backup. Untuk mencegah tidak berfungsinya jaringan karena kerusakan yang terjadi pada perangkat jaringan, diperlukan cadangan ketika mendesain. Seorang network engineer harus selalu menyediakan cadangan berupa kabel atau port ketika mendesain jaringan.
- Scalability. Sebuah perusahaan tentu akan terus berkembang. Perkembangan perusahaan akan mempengaruhi kinerja jaringan. Jaringan yang dirancang harus dapat mengikuti perkembangan tersebut tanpa memerlukan banyak perubahan.
- Availability. Jaringan harus bisa diakses setiap saat.

Remote Site

Remote site merupakan kantor yang relatif lebih kecil dibanding central site. Remote site mungkin berupa kantor cabang yang menangani suatu departemen atau kantor cabang di daerah. Beberapa pertimbangan desain remote site adalah:
- Fleksibilitas. Sama dengan central site, remote site juga harus mempertimbangkan teknologi komunikasi terhadap remote site lainnya atau telecommuter. Oleh karena itu, kita memerlukan bermacam-macam interface (antarmuka) yang digunakan utnuk melakukan akses.
- Biaya. Untuk menekan biaya, kita dapat mempertimbangkan teknik DDR (Dial on Demand Routing) dan kompresi. Seperti pada central site, pengurangan biaya tidak boleh mengabaikan fungsi jaringan.
- Access Control. Perusahaan harus dapat mengontrol agar siapa yang mengakses informasi memang mereka yang berhak melakukannya.
- QoS (Quality of Service). Memberikan prioritas trafik merupakan cara untuk meningkatkan performa jaringan.
- Redundancy dan Backup. Kegagalan pada link (hubungan) dapat terjadi kapan saja yang mungkin diakibatkan oleh masalah yang tidak diduga sebelumnya. Kita harus siap menghadapi situasi ini dengan menyediakan link cadangan. Link tambahan ini dapat pula digunakan untuk menyediakan tambahan bandwidth ketika diperlukan.
- Availability.

Telecommuter

Seseorang yang sering berada di luar kantor tetapi perlu mengakses jaringan untuk memperoleh data merupakan contoh dari telecommuter. Biasanya mereka bekerja di SOHO (Small Office / Home Office) . Kantor seperti ini menjadi salah satu solusi di masa depan karena menawarkan telekomunikasi bagai karyawannya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam desain telecommuter, yaitu:
- Availability
- Biaya
- Otentikasi

Koneksi WAN

Perusahaan telekomunikasi, seperti TELKOM, biasanya menawarkan beberapa jenis layanan WAN, seperti T1, E1, Analog POTS/PSTN, Frame Relay, dan lain-lain. Jenis layanan tersebut dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu:
- Dedicated atau dikenal pula dengan Leased Line
- Circuit-switched
- Packet-switched

Penggunaan jenis layanan yang diberikan oleh provider jaringan biasanya dikenakan biaya. Besarnya biaya tergantung dari jenis layanan yang digunakan. Misalnya seseorang menggunakan layanan analog POTS (saluran telepon biasa), maka biaya yang harus dibayarkan kepada provider jaringan sebesar pulsa telepon yang digunakan. Gambar 1 menunjukkan skema layanan koneksi WAN.

Dedicated
Jenis layanan ini biasanya menggunakan biaya tetap. Maksudnya, digunakan maupun tidak biaya yang dibayar kepada provider jaringan setiap bulannya sama. Besarnya biaya tergantung bandwidth yang disewa dan jarak. Dedicated atau Leased Line menggunakan koneksi point-to-point yang menghubungkan satu area lokasi dengan lokasi lainnya. Gambar 2 merupakan contoh desain jaringan antara kantor pusat dan kantor cabang menggunakan koneksi dedicated.

Synchronous serial adalah sinyal digital yang ditransmisikan dengan clock tertentu secara serial. Sinyal tersebut dikirim menggunakan frekuensi yang sama sehingga data dapat dikirim tanpa diselingi bit lain. Bandingkan dengan transmisi asynchronous yang selalu menggunakan control bit, yaitu start dan stop bit untuk menentukan bit awal dan akhir dari komunikasi. Penggunaan control bit tentu sedikit membebani bandwidth dan mengurangi kinerja jaringan.

Koneksi dedicated dibuat pada port serial synchronous router. Beberapa standar serial synchronous yang didukung oleh router Cisco adalah:

- EIA/TIA-232. merupakan salah satu standar yang banyak digunakan. Pada referensi OSI model, EIA/TIA-232 merupakan standar physical layer yang dikembangkan oleh EIA (Electronic Industries Association) dan TIA (Telecommunications Industry Association) dikenal pula sebagai RS-232.
- EIA/TIA-449. Seperti EIA/TIA-232, EIA/TIA-449 juga dikembangkan oleh EIA dan TIA. Pada dasarnya EIA/TIA-449 merupakan pengembangan dari EIA/TIA-232, dirancang untuk memiliki bandwidth sampai 2Mbps.
- V.35. Dikembangkan oleh ITU-T (International Telecommunication Union Telecommunication Standardization Sector) untuk sinyal synchronous. ITU-T merupakan organisasi internasional yang bertugas mengembangkan standar komunikasi. V.35 umumnya digunakan di AS dan Eropa.
- X.21, merupakan standar yang ditetapkan oleh ITU-T untuk komunikasi serial melalui digital synchronous line. Protokol X.21 diutamakan untuk digunakan di Eropa dan Jepang.
- EIA-530
- HSSI. High-Speed Serial Interface merupakan antarmuka (interface) yang dikembangkan oleh Cisco system dan T3plus Networking. HSSI digunakan untuk komunikasi yang memerlukan kecepatan tinggi pada WAN. Spesifikasi HSSI memungkinkan organisasi lain untuk mengimplementasikannya. HSSI mendefinisikan antarmuka elektronik DTE/DCE maupun antamuka fisiknya.

Packet-switched
Packet-switched merupakan metode WAN switching di mana perangkat jaringan berbagi satu link point-to-point untuk meneruskan paket dari dari pengirim kepada penerima melalui jaringan (carrier network). ATM (Asynchronous Transfer Mode), Frame Relay, SMDS (Switched Multimegabit Data Service), dan X.25 merupakan contoh dari teknologi WAN packet-switched. Gambar 4 menggambarkan jaringan packet-switched.

Packet-switched menggunakan tehnik multiplexing untuk mengontrol akses jaringan dan membentuk PVC (Permanent Virtual Circuit).

- Frame Relay. Frame Relay merupakan protokol WAN yang memiliki performa tinggi. Beroperasi pada physical layer dan data link layer OSI referensi model, Frame Relay merupakan komunikasi data packet-switched yang dapat menghubungkan beberapa perangkat jaringan dengan multipoint WAN.

Frame Relay merupakan standar yang dikeluarkan oleh CCITT (Consultative Committee for International Telegraph and Telephone) dan ANSI (American National Standards Institute) untuk proses pengiriman data melalui PDN (Public Data Network). Pengiriman informasi dilakukan dengan membagi data menjadi paket. Setiap paket dikirimkan melalui rangkaian WAN switch sebelum akhirnya sampai kepada tujuan.

- X.25. Merupakan salah satu standar komunikasi WAN yang mendefinisikan bagaimana koneksi antara perangkat user dengan perangkat jaringan dibangun dan dipelihara. X.25 dirancang untuk bekerja secara efektif tanpa tergantung kepada jenis sistem yang terhubungan jaringan. Biasanya menggunakan jaringan umum PSN (Packet Switch Network) seperti jaringan milik perusahaan telepon. Pelanggan dikenakan biaya berdasarkan penggunaannya.

X.25 dikembangkan pada awal tahun 1970-an, didasari atas kebutuhan terhadap protokol WAN yang mampu bekerja pada Public Data Network. Kemudian protokol ini diakui menjadi standar internasional oleh ITU-T.

Circuit-Switched
Circuit-switched merupakan koneksi yang menggunakan metode WAN switching di mana physical circuit dibangun, dipelihara, dan diputuskan setiap melakukan sesi komunikasi. Pada jaringan perusahaan telepon, circuit-switched beroperasi layaknya operasi telepon biasa. Koneksi yang dibangun dari satu lokasi kepada lokasi lain biasanya menggunakan bandwidth yang sempit. Pada saat ini, koneksi yang biasa digunakan hanya mampu memperoleh bandwidth maksimum 56Kbps.

Contoh koneksi circuit-switched yang sering ditemui dan digunakan adalah koneksi kepada ISP (Internet Service Provider) menggunakan modem analog. Meskipun modem yang digunakan mampu mencapai bandwidth 56 Kbps, biasanya koneksi dari rumah selalu di bawah bandwidth yang ditawarkan tersebut. Jangan dulu menyalahkan pihak vendor modem tersebut, karena besarnya bandwidth yang diperoleh lebih dipengaruhi oleh jaringan telepon yang digunakan.

Salah satu keuntungan menggunakan jaringan circuit-switched adalah biaya penggunaannya yang relatif murah dan dapat dikontrol. Teknologi ini biasanya digunakan oleh:
- Mobile user
- Telecommuter
- Perusahaan atau instansi sebagai koneksi cadangan

Secara umum, ada dua jenis jaringan circuit-switched yang biasa digunakan, yaitu:
- Analog menggunakan POTS (Plain old telephone service), juga disebut PSTN
- Digital menggunakan ISDN (Integrated Service Digital Network)



I wish you here
8:30 AM


Welcome


HELLO, THANKS 4 DA VISIT!
welcome to MYwww.meilea.blogspot.com

THE GIRL


EMILIA UTAMI
Kotabumi, 20 Mei 1990
just an ordinary girl with super extra ordinary life. very like photoshop and anything about pink
contact me at...
email : emye.lea@gmail.com
facebook :http://www.facebook.com/emye.lea
CLICK ME!

Wishlist


*great photoshopper
*facebook
*forget him
;)